Warren Buffett Lepas Apple, Pilih UnitedHealth: Langkah Kejutan?

Pinjam Indonesia – Warren Buffett dan tim investor Berkshire Hathaway kembali menunjukkan strategi investasi mereka dengan mengurangi kepemilikan saham di Apple dan Bank of America pada kuartal terakhir. Langkah ini menarik perhatian para pelaku pasar, mengingat Apple merupakan investasi terbesar Berkshire, sementara Bank of America menduduki posisi ketiga.

Namun, di tengah pengurangan tersebut, Berkshire Hathaway justru melakukan pembelian besar pada saham perusahaan asuransi kesehatan yang sedang mengalami penurunan kinerja. Tindakan ini memicu spekulasi dan analisis mendalam tentang arah investasi konglomerat raksasa ini.

The Motley Fool melaporkan bahwa Berkshire Hathaway telah mengajukan formulir 13F untuk kuartal kedua, yang mengungkap detail kepemilikan saham mereka hingga akhir Juni. Formulir 13F ini selalu menjadi sorotan karena memberikan gambaran jelas tentang strategi investasi Warren Buffett dan timnya. Para investor selalu menantikan pengajuan ini untuk mengetahui saham apa saja yang dibeli dan dijual oleh Berkshire.

Setiap pergerakan Berkshire Hathaway selalu menjadi perhatian, dan kuartal kedua ini tidak terkecuali. Meskipun relatif tenang dalam beberapa kuartal terakhir, Berkshire melakukan beberapa langkah strategis yang signifikan. Mereka mengurangi kepemilikan di dua posisi terbesarnya, sambil secara agresif berinvestasi di sektor industri kesehatan yang tengah bergejolak.

Memangkas Kepemilikan di Apple dan Bank of America

Berkshire Hathaway tercatat terus mengurangi posisinya di Apple (AAPL -0,54%) dan Bank of America (BAC -0,24%) pada kuartal kedua. Aksi jual ini melibatkan 7 persen saham Apple dan 4 persen saham Bank of America.

Jika ditarik mundur setahun ke belakang, Berkshire telah memangkas kepemilikannya di Apple sebesar 30 persen dan di Bank of America sebesar 41 persen. Strategi ini terbilang konservatif, terutama di tengah tren kenaikan pasar saham yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun.

Alih-alih mengikuti arus optimisme pasar, Berkshire memilih untuk menimbun kas dan aset setara kas hingga ratusan miliar dolar. Mereka bahkan menjual lebih banyak saham daripada membeli, dan menolak opsi pembelian kembali saham (buyback). Banyak analis berpendapat bahwa Buffett dan timnya tidak melihat peluang investasi yang cukup menarik di tengah valuasi pasar yang tinggi.

Spekulasi lain menyebutkan bahwa Berkshire sedang mempersiapkan transisi kepemimpinan, di mana Greg Abel, seorang veteran di perusahaan tersebut, akan menggantikan Warren Buffett sebagai CEO. Namun, Buffett akan tetap berperan sebagai ketua dewan direktur. Saham Berkshire sendiri memulai tahun ini dengan kinerja yang solid, tetapi sedikit merosot setelah pengumuman transisi tersebut.

Terkait Apple, masalah tarif mungkin menjadi salah satu pertimbangan Berkshire dalam mengurangi kepemilikan. Kekhawatiran ini mungkin muncul setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden. Sementara itu, pengurangan kepemilikan di Bank of America bisa jadi merupakan langkah antisipasi terhadap potensi perlambatan ekonomi, mengingat sektor perbankan cenderung bersifat cyclical (sangat bergantung pada kondisi makroekonomi).

Berinvestasi di Raksasa Layanan Kesehatan yang Sedang Terpuruk

Di sisi lain, Berkshire Hathaway secara mengejutkan memulai posisi baru senilai USD1,57 miliar di UnitedHealth Group (UNH 1,21 persen), perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Amerika Serikat. Langkah ini dilakukan di tengah penurunan harga saham UnitedHealth yang signifikan, mencapai sekitar 46 persen tahun ini.

Namun, setelah pengumuman investasi Berkshire, harga saham UnitedHealth langsung melonjak hampir 9,5 persen dalam perdagangan setelah jam kerja. Hal ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap keputusan investasi Warren Buffett.

UnitedHealth sendiri menghadapi berbagai tantangan tahun ini, termasuk peningkatan biaya asuransi kesehatan yang lebih tinggi dari perkiraan. Manajemen perusahaan memperkirakan biaya medis akan mencapai USD6,5 miliar lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya.

Selain itu, sektor ini secara umum tengah berjuang menghadapi populasi yang menua, peningkatan pemanfaatan layanan kesehatan, harga obat yang tinggi, serta inflasi. Bahkan, Departemen Kehakiman AS (DOJ) sedang melakukan investigasi kriminal terhadap UnitedHealth terkait praktik penagihan dalam program Medicare Advantage mereka.

The Wall Street Journal melaporkan adanya dugaan praktik penagihan yang mencurigakan yang diduga meningkatkan pembayaran kepada perusahaan. UnitedHealth sendiri menyatakan akan bekerja sama sepenuhnya dengan DOJ dalam investigasi ini.

Secara fundamental, Warren Buffett dan timnya selalu mencari saham dengan nilai pasar di bawah nilai intrinsik perusahaan yang diperkirakan. Meskipun UnitedHealth menghadapi tantangan dan memperkirakan penurunan pendapatan yang signifikan tahun ini, manajemen perusahaan masih memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dua digit pada tahun 2025.

Neraca keuangan perusahaan juga terlihat solid. Meskipun memiliki utang yang besar, laba perusahaan selama enam bulan pertama tahun ini mencapai sekitar USD14,3 miliar, lebih dari tujuh kali lipat biaya bunga utangnya.

Selain itu, imbal hasil dividen UnitedHealth saat ini sekitar 3,25 persen, sementara imbal hasil arus kas bebas perusahaan berada di atas 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang kuat untuk membayar dividen di masa mendatang. UnitedHealth bahkan baru-baru ini meningkatkan dividen kuartalannya sebesar 5 persen.

Secara keseluruhan, UnitedHealth diperdagangkan pada rasio harga terhadap laba ke depan yang lebih rendah dari biasanya. Meskipun ada ekspektasi laba yang jauh lebih rendah tahun ini, Buffett dan timnya melihat UnitedHealth sebagai pemimpin pasar di industri asuransi kesehatan. Mereka kemungkinan besar melihat proposisi risiko-imbalan yang menarik dalam investasi ini.

Scroll to Top