Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa para pedagang beras masih menikmati keuntungan dalam enam bulan terakhir. Hal ini disampaikan saat ia menghadiri Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Smesco Convention Hall, Jumat, 22 Agustus 2025. Acara tersebut dihadiri oleh ribuan pelaku usaha yang tergabung dalam jaringan Sampoerna Retail Community (SRC).
“Untung, kan, jualan beras? Saat sekarang, enam bulan ini, untung, kan? Ini kayaknya *mix feeling*. Ada yang untung? Ada. Ada yang rugi, enggak? Enggak ada. Berarti ekonomi kita aman, nih,” ujar Airlangga dalam pidatonya, mencoba mencairkan suasana.
Menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut, respons para pedagang mengindikasikan bahwa kondisi ekonomi Indonesia relatif stabil, meskipun di tengah tantangan harga pangan global. Ia melihat hal ini sebagai pertanda positif ketahanan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. “Yang jelas, dalam enam bulan terakhir ini untung,” tegasnya.
Pernyataan ini muncul di tengah polemik kelangkaan beras yang sempat menjadi sorotan publik. Klaim surplus beras dari Menteri Pertanian sebelumnya sempat dipertanyakan, karena tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di beberapa retail modern, di mana kelangkaan beras premium dilaporkan terjadi.
Menanggapi isu tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa kondisi ini muncul setelah terungkapnya kasus pelanggaran mutu hingga dugaan beras oplosan pada beberapa merek beras. Sebaliknya, penggilingan beras skala kecil justru dilaporkan kebanjiran pesanan untuk memasok kebutuhan beras di pasar tradisional.
Amran berpendapat bahwa hal ini merupakan mekanisme pasar yang alami. Masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan beras melalui jalur distribusi lain. “Ritel kosong jadi bergeser ke pasar tradisional, tidak apa-apa. Di mana pun bisa beli (beras),” kata Amran kepada wartawan usai Rakornas Kadin Indonesia Bidang Koperasi dan UMKM 2025 di The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan, Rabu, 20 Agustus 2022.
Amran menegaskan bahwa kekosongan stok di ritel modern tidak serta-merta mencerminkan kondisi perberasan nasional secara keseluruhan. Menurutnya, jika pasokan di satu kanal distribusi berkurang, secara otomatis akan terjadi pergeseran konsumsi ke kanal distribusi lainnya, seperti pasar tradisional.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengungkapkan bahwa banyak produsen yang menahan diri untuk memproduksi beras premium. “Stok beras premium pada saat ini, banyak produsen yang sudah tidak memproduksi lagi, lebih dari satu,” kata Solihin kepada wartawan di Lippo Mall Nusantara, Kamis, 14 Agustus 2025.
Solihin mengaku tidak mengetahui alasan pasti mengapa para produsen beras tersebut mengurangi produksi. Ia enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai fenomena tersebut. “Saya, kan, cuma pedagang,” pungkasnya.