Tensioner Keteng Manual Matic: Upgrade Performa & Kelebihan Tersembunyi!

Tensioner Keteng Manual Matic

Bagi pemilik motor matic, ada satu komponen vital di mesin yang sering luput dari perhatian, namun memiliki peran sangat penting: tensioner rantai keteng. Komponen ini bertugas menjaga ketegangan rantai keteng, yang berfungsi memutar noken as dari crankshaft atau kruk as. Tanpa ketegangan yang pas, performa mesin bisa terganggu bahkan berisiko kerusakan fatal.

Menariknya, tensioner atau penegang rantai keteng ini kini bisa dimodifikasi atau diganti dengan versi manual. Baik motor biasa maupun motor matic sama-sama menggunakan komponen ini. Di pasaran, tensioner manual banyak tersedia dan harganya relatif terjangkau, menawarkan alternatif menarik bagi para pengendara.

“Pemilik motor wajib tahu kelebihan tensioner manual ini dibanding bawaan asli motor yang semi otomatis,” ujar Zico, pemilik bengkel Zic Speed di Bekasi, Jawa Barat. Menurutnya, ada beberapa keunggulan signifikan yang patut dipertimbangkan.

Keunggulan utama tensioner manual adalah kemampuannya untuk disetel sendiri. “Yang pertama kita bisa setel sendiri ketegangan rantai keteng,” jelas Zico. Fleksibilitas ini memungkinkan pemilik motor untuk menyesuaikan ketegangan sesuai kebutuhan, memastikan performa optimal dan mengurangi risiko kendur.

Selain itu, tensioner manual juga menghilangkan risiko jebol yang kerap terjadi pada tensioner semi otomatis bawaan motor. Banyak kasus ditemukan tensioner rantai keteng bawaan motor rusak karena usia pemakaian atau keausan. Kerusakan pada komponen vital ini sangat dikhawatirkan dapat menyebabkan rantai meloncat dari gir, sehingga timing buka tutup noken as menjadi kacau. Dengan mengganti ke tensioner manual pada motor matic, risiko serius tersebut dapat dihindari sepenuhnya, memberikan ketenangan pikiran bagi pengendara.

Namun, di balik kelebihannya, tensioner manual juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kewajiban untuk menyetelnya secara berkala agar rantai keteng tidak kendor. Penyetelan yang dilakukan pun tidak boleh terlalu kencang, sebab hal ini justru dapat merusak rantai keteng itu sendiri.

“Malah bisa bikin rantai keteng putus dan tarikan motor berat karena penyetelan terlalu kencang,” tutup Zico, menekankan pentingnya penyetelan yang tepat. Oleh karena itu, meskipun menawarkan kontrol lebih, penggunaan tensioner manual memerlukan perhatian dan pemahaman yang lebih mendalam dari pemilik motor untuk menjaga kesehatan mesin.

Scroll to Top