Suzuki Fronx Mild Hybrid
Suzuki Fronx tak hanya memukau dengan desain menawan dan fitur keselamatan canggih, namun juga menonjol berkat efisiensi bahan bakarnya yang luar biasa. Keunggulan ini didukung penuh oleh teknologi elektrifikasi mild hybrid yang diusungnya, menjadikannya pilihan menarik di segmennya.
Sebelum menyelami lebih dalam mekanisme kerjanya, mari kita kenali lebih jauh teknologi hibrida ringan ini yang dikenal sebagai Smart Hybrid Vehicle by Suzuki atau SHVS. Sistem SHVS ini bukan barang baru bagi Suzuki, mengingat telah teruji dan tersemat pada sejumlah model populer lainnya seperti Suzuki Ertiga, XL7, dan Grand Vitara.
Dony Saputra, Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), menekankan bahwa teknologi SHVS sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini. Ia menawarkan solusi elektrifikasi yang terjangkau namun efektif dalam mendukung upaya netralitas karbon. “Karena masih proses, makanya perlu edukasi,” ujar Dony. “Bagaimana SHVS berkontribusi terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi, ini yang kami sosialisasikan. Misalnya satu orang menghemat satu liter, kalau seribu, bisa seribu liter, inilah implementasinya untuk kemauan bersama sehingga dampaknya besar,” tambahnya, menggambarkan potensi dampak kolektif yang signifikan.
Menurut penjelasan dari Suzuki, teknologi SHVS dirancang dengan menggabungkan tiga komponen utama yang bekerja secara sinergis. Ketiga komponen tersebut adalah mesin pembakar internal atau internal combustion engine (ICE) berkode K15C berkapasitas 1.500 cc, Integrated Starter Generator (ISG), serta baterai lithium-ion tambahan.
Lantas, bagaimana cara kerjanya? Secara garis besar, SHVS berupaya mengoptimalkan penggunaan bahan bakar seminimal mungkin tanpa mengorbankan performa mesin itu sendiri. Pada saat yang sama, jumlah emisi gas buang pun dapat ditekan secara signifikan.
Sebagai contoh, Suzuki Fronx dilengkapi dengan fitur Auto Start-Stop yang tombolnya mudah diakses di sebelah kanan di balik kemudi. Sistem cerdas ini akan memadamkan mesin kendaraan pada periode waktu tertentu ketika mobil berhenti selama beberapa detik. Mirip dengan fitur serupa pada sepeda motor matik, sistem kelistrikan utama seperti audio, lampu-lampu, hingga kipas AC akan tetap menyala normal. Untuk menghidupkan kembali mesin, pengemudi cukup menginjak pedal gas, atau sistem akan menyalakannya secara otomatis dengan mulus.
Komponen ISG memiliki peran krusial dalam menyalakan mesin secara lebih halus, sehingga meningkatkan kenyamanan penumpang di dalamnya. Sementara itu, listrik yang bersumber dari baterai tambahan berfungsi sebagai penyuplai daya utama untuk mengaktifkan komponen ISG ini.
Yang menarik, komponen ISG juga turut meringankan kinerja mesin dengan memberikan bantuan atau power assist pada beberapa detik awal ketika berakselerasi, sehingga konsumsi BBM dapat lebih efisien. Lebih jauh, ISG juga dapat berfungsi sebagai dinamo motor yang bertugas menangkap energi listrik dari proses kinetik gerak roda saat deselerasi atau pengereman, untuk kemudian disimpan ke baterai. “Cara kerja SHVS itu sama, saat deselerasi menyimpan listrik ke baterai, pada akselerasi awal ada bantuan dari ISG untuk mereduksi konsumsi BBM,” jelas Dony.
Fungsi lain dari energi listrik yang tersimpan dalam baterai lithium-ion tambahan ini adalah untuk menyuplai perangkat kelistrikan mobil seperti AC, audio, dan lain-lain. Hal ini secara signifikan dapat mengurangi beban kerja mesin, sehingga mesin tidak perlu bekerja keras untuk menghasilkan listrik bagi komponen-komponen tersebut.
Meskipun memiliki bobot yang lebih ringan, cara kerja SHVS ini diklaim pabrikan membawa banyak keuntungan, terutama dalam hal perawatan. Lantaran menggunakan jenis aki basah, perawatannya menjadi jauh lebih mudah dan ekonomis. Pemilik hanya perlu memantau kondisi aki secara berkala dan memeriksa kadar cairan secara rutin. Perbandingan ini menjadi sangat signifikan jika melihat perawatan baterai lithium pada mobil full hybrid yang umumnya jauh lebih mahal dan kompleks.
Dari pengujian kami selama beberapa hari, Suzuki Fronx terbukti mampu mencapai konsumsi bahan bakar yang sangat impresif, berkisar antara 14 km/liter hingga 23 km/liter. Angka ini tercapai dalam kondisi lalu lintas normal, baik di jalan rata maupun saat melintasi rute menanjak dan turunan melewati perbukitan, membuktikan efisiensi nyata dari teknologi SHVS.