Saham Sektor Konsumsi 2025: Rekomendasi & Prospek Terbaik Semester II

Pinjam Indonesia JAKARTA. Sektor konsumsi di Indonesia mulai menunjukkan sinyal pemulihan yang menjanjikan, meskipun pada paruh pertama tahun 2025 masih menghadapi tekanan signifikan akibat pelemahan daya beli masyarakat. Namun, sejumlah katalis positif diproyeksikan akan menjadi penopang kuat bagi kinerja sektor ini di semester II-2025.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Christy Halim, menyoroti apresiasi nilai tukar rupiah sebagai salah satu faktor pendukung utama. Selain itu, berbagai program stimulus ekonomi pemerintah berpotensi besar untuk mendorong daya beli dan meningkatkan pendapatan perusahaan konsumsi. “Kami melihat penguatan rupiah sekitar 4% dari puncaknya di April 2025 mampu mengurangi tekanan pada marjin perusahaan, mengingat sebagian besar bahan baku sektor ini berasal dari impor dan berdenominasi dolar AS,” jelas Christy dalam risetnya pada Kamis (12/6).

Lebih lanjut, Christy menambahkan bahwa program Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp 300.000 per bulan selama dua bulan, yang menyasar 17,3 juta pekerja dengan pendapatan di bawah Rp 3,5 juta, merupakan insentif langsung yang signifikan. Kebijakan ini secara langsung akan menambah pendapatan disposabel masyarakat. “Ini bisa menjadi booster yang efektif untuk belanja rumah tangga, terutama untuk produk kebutuhan sehari-hari,” imbuhnya, menyoroti potensi peningkatan konsumsi.

Meskipun pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 melambat ke level 4,87% secara tahunan (year on year/yoy), yang merupakan titik terendah sejak kuartal III 2021, dan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan pendapatan serta laba pada perusahaan-perusahaan konsumsi, kondisi pasar mulai membaik. Data penjualan pada April dan Mei 2025 menunjukkan tren perbaikan, terutama setelah berakhirnya musim Lebaran, memberikan harapan baru bagi sektor ini.

Dengan optimisme terhadap prospek ini, Christy memproyeksikan pertumbuhan pendapatan sektor konsumsi mencapai 6,4% di tahun 2025, dengan pertumbuhan laba inti sebesar 5,2%. Angka tersebut bahkan diperkirakan dapat meningkat lebih lanjut menjadi 8,7% pada tahun 2026. Ia juga mengungkapkan bahwa efisiensi biaya operasional, seperti pengurangan beban gaji dan logistik, turut berkontribusi dalam menjaga marjin EBIT, yang hanya turun tipis 20 basis poin sepanjang tahun ini.

Dari sisi valuasi, sektor konsumsi dinilai masih sangat atraktif. Ini tercermin dari price to earnings (PE) ratio 2025 yang berada di 12,7 kali, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahunnya. Kondisi valuasi yang menarik ini membuka peluang bagi para investor untuk mempertimbangkan saham-saham sektor konsumsi.

Dalam daftar rekomendasinya, BRI Danareksa Sekuritas menempatkan Saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) sebagai pilihan utama mereka, dengan rekomendasi beli dan target harga Rp 14.000 per saham. “ICBP menawarkan kombinasi antara pertumbuhan pendapatan yang solid dan daya tahan tinggi, karena produk mi instan yang mereka produksi tetap terjangkau dan menjadi kebutuhan pokok konsumen,” jelas Christy. Selain ICBP, saham lain yang juga direkomendasikan adalah Mayora Indah (MYOR) dengan target harga Rp 2.800 dan Indofood Sukses Makmur (INDF) dengan target harga Rp 9.500.

Meskipun prospeknya cerah, Christy turut mengingatkan tentang risiko utama yang perlu dicermati oleh investor. Potensi pelemahan daya beli masyarakat yang lebih lanjut serta lonjakan harga komoditas global seperti kakao, kopi, dan minyak kelapa, dapat menjadi faktor penekan marjin keuntungan perusahaan-perusahaan di sektor ini.

Table of Contents

Ringkasan

Sektor konsumsi di Indonesia diproyeksikan menunjukkan pemulihan signifikan pada semester II-2025 setelah menghadapi tekanan di paruh pertama. Hal ini didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah yang mengurangi tekanan marjin perusahaan, serta program stimulus pemerintah seperti Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang meningkatkan daya beli masyarakat. Meskipun pertumbuhan ekonomi Kuartal I 2025 melambat, data penjualan April dan Mei 2025 menunjukkan tren perbaikan.

Analis memproyeksikan pendapatan sektor konsumsi tumbuh 6,4% dan laba inti 5,2% pada tahun 2025, dengan valuasi yang dinilai atraktif bagi investor. BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan saham ICBP sebagai pilihan utama, serta MYOR dan INDF. Namun, investor perlu mewaspadai risiko pelemahan daya beli lebih lanjut dan lonjakan harga komoditas global yang berpotensi menekan marjin keuntungan perusahaan.

Scroll to Top