Pinjam Indonesia JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali menghadapi tekanan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (9/7), melanjutkan tren pelemahan yang telah terjadi sejak hari sebelumnya. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah spot ditutup tergelincir 0,32% secara harian, mengakhiri hari di posisi Rp 16.258 per dolar AS. Senada, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan pelemahan 0,10% ke level Rp 16.254 per dolar AS.
Menganalisis pergerakan mata uang Garuda ini, Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo, mengamati volatilitas yang cukup tinggi sepanjang hari. Menurutnya, pelemahan rupiah pada hari ini mengindikasikan adanya potensi pelemahan permintaan di dalam negeri. Sutopo juga menambahkan bahwa pergerakan rupiah pada Kamis (10/7) esok akan sangat bergantung pada rilis data ekonomi krusial. Ia melihat potensi penguatan rupiah jika pertumbuhan ekonomi domestik menunjukkan angka positif, serta apabila sentimen risk-on di pasar global terus berlanjut.
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.258 Per Dolar AS pada Hari Ini (9/7)
Sementara itu, untuk prospek pergerakan rupiah ke depan, perhatian turut tertuju pada analisis Ibrahim Assuaibi, Pengamat Mata Uang dan Komoditas. Ibrahim mencermati bahwa pergerakan rupiah pada esok hari akan sangat dipengaruhi oleh hasil rapat Federal Reserve atau The Fed. Laporan penting ini dijadwalkan rilis pada Kamis (10/7) pukul 01.00 WIB, dan akan menguraikan secara rinci alasan di balik keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran saat ini, yakni 4,25% hingga 4,50%, pada pertemuan mereka di bulan Juni lalu.
Berdasarkan analisisnya, Ibrahim memproyeksikan rupiah kembali berpotensi melemah, diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 16.240 hingga Rp 16.300 per dolar AS pada Kamis (10/7). Meski demikian, pandangan sedikit berbeda disampaikan oleh Sutopo Widodo. Ia memprediksi nilai rupiah justru bisa menguat tipis, dengan perkiraan bergerak di rentang Rp 16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS untuk perdagangan besok.