Reksa Dana Jadi Pelarian Investor Ritel Saat Pasar Saham Bergejolak

JAKARTA, Pinjam Indonesia – STAR Asset Management (STAR AM) sukses membukukan pencapaian gemilang pada paruh pertama tahun ini. Produk andalannya, STAR Stable Income Fund, berhasil mencatatkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) fantastis sebesar Rp 10 triliun. Angka ini tidak hanya menunjukkan kinerja positif, tetapi juga mencerminkan peningkatan minat signifikan dari investor ritel terhadap instrumen investasi yang memiliki profil risiko rendah hingga sedang, terutama di tengah gejolak pasar saham global yang terjadi pada kuartal I-2025.

Direktur Utama STAR Asset Management, Hanif Mantiq, menjelaskan bahwa di tengah kondisi pasar yang penuh ketidakpastian dan fluktuasi harga yang cenderung dihindari banyak investor, STAR Stable Income Fund menawarkan solusi dengan imbal hasil yang relatif stabil. “Ini sejalan dengan kebutuhan para investor untuk menjaga nilai portofolio mereka,” ujar Hanif dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (15/8/2025).

Secara keseluruhan, kinerja STAR AM juga sangat memuaskan. Perusahaan pengelola aset ini berhasil mengelola dana kelolaan senilai Rp 23,9 triliun hingga akhir Juni 2025, melonjak drastis dari Rp 20,2 triliun di penghujung tahun 2024. Prestasi ini turut mengerek posisi STAR AM di industri reksa dana, dari peringkat ke-17 pada tahun 2024 menjadi peringkat ke-12 per Juli 2025, berdasarkan pemeringkatan Infovesta.

Salah satu kunci pertumbuhan impresif ini adalah perluasan akses bagi investor. STAR AM kini memiliki jaringan distribusi yang kuat, mencapai 22 channel yang beragam, termasuk platform fintech inovatif, perusahaan sekuritas terkemuka, dan bank-bank mitra. Hanif menegaskan bahwa pencapaian ini bukan sekadar buah dari momentum pasar yang kebetulan, melainkan hasil konkret dari strategi perusahaan yang berfokus pada segmen investor ritel.

“Kami memahami betul ada kebutuhan yang sangat spesifik di kalangan investor ritel, yaitu stabilitas, transparansi, dan akses yang mudah. STAR Stable Income Fund hadir untuk menjawab semua kebutuhan fundamental tersebut,” imbuh Hanif, menggarisbawahi komitmen STAR AM terhadap kepuasan investor.

Memasuki semester II-2025, STAR AM tidak lantas berpuas diri. Perusahaan terus berinovasi dalam menghadirkan solusi investasi yang relevan dan memenuhi kebutuhan pasar. Salah satu produk baru yang direncanakan meluncur di paruh kedua tahun 2025 ini adalah STAR USD Sukuk Menuju Haji. Produk reksa dana berbasis sukuk dalam denominasi dolar AS ini dirancang secara khusus sebagai sarana bagi calon jemaah haji untuk mempersiapkan kebutuhan finansial ibadah haji, khususnya biaya pelunasan haji. Dengan denominasi dolar AS, investor juga memperoleh keuntungan berupa diversifikasi mata uang, strategi penting untuk mengantisipasi fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar AS.

Langkah strategis ini juga selaras dengan misi pemerintah dalam membentuk ekosistem keuangan haji yang lebih berkelanjutan dengan tata kelola yang baik. “Semester kedua 2025 akan menjadi panggung bagi perusahaan ini untuk menguji strategi inovasi sekaligus mempertahankan momentum pertumbuhan yang sudah diraih,” tutup Hanif penuh optimisme.

Sebagai informasi tambahan, industri reksa dana di Indonesia secara keseluruhan juga menunjukkan geliat positif sepanjang semester I-2025. Data dari Bareksa mencatat bahwa per April 2025, total dana kelolaan (AUM) industri reksa dana nasional kembali menembus angka Rp 515,6 triliun, mencerminkan pertumbuhan 1,93 persen secara bulanan dan 6,14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Lonjakan ini tak lepas dari dominasi investor ritel, yang kini membentuk 94,5 persen dari total 16,9 juta investor pasar modal di tanah air, menegaskan peran krusial mereka dalam dinamika investasi nasional.

Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual instrumen investasi. Semua rekomendasi dan analisis berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.

Scroll to Top