JAKARTA – Tren penurunan ekspor batubara nasional kian menjadi sorotan utama, khususnya bagi PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten produsen batubara terkemuka di Indonesia.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan gambaran yang cukup menantang. Sepanjang Januari hingga Mei 2025, nilai ekspor batubara nasional tercatat sebesar US$ 10,26 miliar. Angka ini merefleksikan penurunan signifikan sebesar 19,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2024, di mana nilai ekspor mencapai US$ 12,68 miliar.
Tak hanya dari sisi nilai, volume ekspor batubara nasional pada periode yang sama juga ikut terkoreksi. Tercatat, volume ekspor Januari-Mei 2025 merosot 4,65% yoy menjadi 156,37 juta ton, dari sebelumnya 163,99 juta ton pada Januari-Mei 2024.
Menanggapi kondisi ini, Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, secara terbuka mengakui adanya fluktuasi signifikan di pasar batubara global. PTBA, sebagai salah satu pemain kunci di industri ini, tak luput merasakan imbas dari dinamika tersebut.
Bukit Asam (PTBA) Menyerap Capex Hampir Rp 1 Triliun pada Kuartal I-2025
Niko menjelaskan, beberapa faktor utama pemicu koreksi ekspor batubara nasional di sepanjang 2025 ini adalah peningkatan produksi domestik di negara-negara importir utama, seperti Tiongkok dan India. Produksi lokal mereka kini menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan batubara asal Indonesia, sehingga mengurangi permintaan terhadap komoditas dari Tanah Air.
Meskipun data realisasi penjualan batubara baik domestik maupun ekspor untuk semester I-2025 belum dirilis, PTBA menunjukkan kinerja positif pada kuartal I-2025. Ekspor batubara PTBA tercatat tumbuh impresif 34% yoy mencapai 5,09 juta ton. Sementara itu, total penjualan batubara PTBA secara keseluruhan juga mencatatkan kenaikan 7% yoy menjadi 10,28 juta ton dalam tiga bulan pertama 2025.
Niko menambahkan, secara historis, mayoritas ekspor batubara PTBA memang berorientasi ke berbagai negara di kawasan Asia, dengan pasar-pasar utama meliputi India, Bangladesh, Vietnam, serta sejumlah negara di Asia Tenggara.
Sebagai respons terhadap tantangan pasar ini, PTBA telah mengambil serangkaian langkah mitigasi strategis. Salah satunya adalah melalui diversifikasi penjualan, baik di pasar domestik maupun ekspor. Di pasar domestik, PTBA berkomitmen untuk terus memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di dalam negeri, yang merupakan tulang punggung pasokan energi nasional.
Di kancah internasional, PTBA proaktif mengidentifikasi dan mengeksplorasi peluang ekspor batubara ke negara-negara baru yang menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi dan permintaan yang positif.
Bukit Asam (PTBA) akan Tebar Dividen Tunai Rp 332 Per Saham, Cek Jadwal Lengkapnya
Selain itu, strategi kunci lainnya adalah optimalisasi portofolio produk. PTBA secara berkelanjutan menyesuaikan jenis dan spesifikasi batubara yang ditawarkan agar sesuai dengan kebutuhan unik dari berbagai segmen pasar, sehingga mampu menjangkau basis pelanggan yang lebih luas.
Untuk menjaga daya saing di tengah fluktuasi harga batubara global, PTBA secara konsisten mengimplementasikan program efisiensi di seluruh lini operasional, mulai dari proses penambangan hingga pengangkutan. Langkah ini krusial untuk mempertahankan tingkat profitabilitas perusahaan.
Dalam jangka panjang, PTBA memperkuat ketahanan bisnisnya melalui pengembangan usaha non-batubara dan program hilirisasi batubara. Proyek-proyek seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan inisiatif hilirisasi batubara menjadi pilar utama strategi ini, yang diharapkan mampu menciptakan nilai tambah signifikan dan mengurangi ketergantungan pada penjualan batubara mentah.
Selain strategi operasional dan diversifikasi, PTBA juga secara berkala meninjau dan menyesuaikan proyeksi bisnisnya berdasarkan kondisi pasar terkini, termasuk prospek permintaan dan pergerakan harga batubara global. “Kami selalu berupaya untuk menjaga keseimbangan antara volume produksi dan penjualan agar tetap selaras dengan kondisi pasar dan tujuan strategis perusahaan,” tegas Niko Chandra.
Ringkasan
Ekspor batubara nasional mengalami penurunan signifikan dari Januari hingga Mei 2025, dengan nilai turun 19,1% dan volume 4,65% secara tahunan, menjadi sorotan utama bagi PT Bukit Asam Tbk (PTBA). PTBA mengakui fluktuasi pasar global yang dipicu oleh peningkatan produksi domestik di negara-negara importir utama seperti Tiongkok dan India.
Meskipun demikian, PTBA menunjukkan kinerja positif pada kuartal I-2025 dengan pertumbuhan ekspor 34% dan total penjualan 7%. Untuk menghadapi tantangan ini, PTBA menerapkan strategi mitigasi berupa diversifikasi penjualan ke domestik dan pasar ekspor baru, optimalisasi portofolio produk, serta efisiensi operasional. Jangka panjang, perusahaan memperkuat bisnisnya melalui pengembangan usaha non-batubara dan program hilirisasi.