PJAA Ekspansi 2025
Pinjam Indonesia JAKARTA. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tengah mematangkan berbagai agenda ekspansi strategis yang siap direalisasikan pada paruh kedua tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya perseroan untuk meningkatkan kinerja dan daya tarik usahanya di tengah dinamika pasar.
Sekretaris Perusahaan PJAA, Agung Praptono, mengungkapkan bahwa salah satu fokus utama adalah pengembangan proyek mini cluster atau hunian tingkat menengah yang berlokasi di Jakarta Utara. “Ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program perumahan bagi masyarakat,” jelas Agung kepada Kontan pada Rabu (10/7). Proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan pada pendapatan perusahaan dari sektor properti.
Di segmen rekreasi, PJAA tak henti berinovasi untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan. Berbagai program hiburan dan acara tematis terus dikembangkan, baik melalui kolaborasi dengan mitra eksternal maupun inisiatif internal. Upaya konkret termasuk menghadirkan inovasi pada robot Dunia Fantasi (Dufan) dan area Taman Pantai. Selain itu, program revitalisasi produk unggulan seperti Cottage Putri Duyung Ancol dan Pasar Seni Ancol juga akan dilanjutkan untuk meningkatkan kualitas layanan dan daya saing destinasi wisata.
Agenda ekspansi ini didukung oleh peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan. Selama periode libur panjang sekolah dari tanggal 27 Juni hingga 6 Juli 2025, area Ancol berhasil menarik hingga 38.000 pengunjung per harinya. Angka ini menunjukkan kenaikan impresif 10-15% dibandingkan hari-hari biasa, menandakan pulihnya minat masyarakat terhadap destinasi wisata ikonik ini.
Untuk merealisasikan berbagai agenda tersebut, Agung Praptono menyatakan bahwa PJAA masih melakukan penyesuaian belanja modal atau capital expenditure (capex) secara bertahap. Meskipun enggan menyebutkan nominal spesifik, ia menegaskan bahwa penyesuaian capex ini diselaraskan dengan kondisi pasar dan kinerja operasional perusahaan, selalu berlandaskan prinsip kehati-hatian. “Di tengah tantangan ekonomi yang masih berlangsung, perseroan terus berupaya menjaga keberlangsungan operasional dan kinerja keuangan dengan fokus pada efisiensi, pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income), serta penguatan portofolio layanan yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini,” imbuh Agung, menyoroti strategi adaptif perusahaan.
Rencana ekspansi PJAA ini disambut baik oleh analis, meskipun perseroan mencatatkan kinerja kurang memuaskan pada kuartal I-2025. Muhammad Wafi, analis dari Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), menyoroti kerugian PJAA sebesar Rp 11,32 miliar pada periode tersebut, berbanding terbalik dari laba Rp 12,74 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan juga menyusut 17,54% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 210,80 miliar. “Bisnis recurring-nya juga belum recover (pulih), dan penjualan propertinya juga masih lesu,” ujar Wafi, menjelaskan akar permasalahan kinerja keuangan PJAA.
Wafi menyarankan agar PJAA fokus pada perbaikan aset-aset yang menghasilkan pendapatan rutin, seperti taman bermain dan wahananya, disertai dengan promosi yang efektif. Namun, ia mengingatkan bahwa kondisi daya beli masyarakat juga akan menjadi faktor penentu. “Ke depan, seiring pulihnya daya beli, revitalisasi aset recurring dan marketing campaign yang bagus bisa dorong pendapatan dari segmen ini,” jelasnya. Meskipun demikian, Wafi meramal bahwa pemulihan sektor properti PJAA kemungkinan akan lebih lambat dibanding bisnis rekreasinya, sehingga dalam waktu dekat, perseroan perlu mengandalkan segmen rekreasi untuk mendorong pendapatan.
Dari sisi valuasi, Wafi menilai harga saham PJAA tergolong murah dibandingkan nilai bukunya (price to book value/PBV). Bahkan, ini menurutnya adalah PBV termurah dalam 1,5 tahun terakhir. Namun, risiko tetap ada mengingat perusahaan masih mencatatkan kerugian. “Jadi meskipun sahamnya murah, fundamentalnya belum pulih sepenuhnya,” tegas Wafi. Ia menyarankan investor untuk mencermati daya beli masyarakat, inovasi perusahaan, dan efisiensi operasional sebelum mulai berinvestasi pada saham PJAA. Wafi merekomendasikan wait and see dengan target harga Rp 600.
Senada, analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, juga merekomendasikan wait and see untuk saham PJAA, dengan level support di Rp 472 dan resistance di Rp 488. “Kami mencermati pergerakan PJAA relatif melandai dan sedang bergerak pada rentang MA20 dan MA60,” kata Herditya. Ia menambahkan, dari sisi indikator lain, MACD diperkirakan berpeluang menguat ke area positif, namun Stochastic rawan terkoreksi di area netral.
Pada penutupan perdagangan Rabu (9/7), saham PJAA ditutup menguat 0,84% ke harga Rp 480 dari sebelumnya dibuka di Rp 476 per saham. Dalam rentang sebulan, harga saham PJAA menurun 0,83%, sedangkan dalam tiga bulan tercatat naik 3,0%. Namun, sejak awal tahun, saham PJAA masih menunjukkan penurunan sebesar 14,29%.