Per CVT Keras di Motor Matic Standar? Ini Akibat Fatalnya!

Pinjam Indonesia – Bagi pemilik motor matic standar, salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai penggunaan per CVT aftermarket atau yang populer disebut per CVT racing. Mereka kerap bertanya, mengapa sebaiknya tidak menggunakan per CVT yang terlalu keras pada motor kesayangan?

Memang, pasaran suku cadang motor matic kini dibanjiri berbagai pilihan per CVT aftermarket. Perangkat ini dirancang dengan tingkat kekerasan yang melebihi per CVT bawaan pabrikan, dengan harapan utama mampu mendongkrak akselerasi motor, terutama pada tarikan awal.

Lantas, apakah motor matic standar memang boleh menggunakan per CVT racing ini? Menurut Jun Ahmad, pakar dari bengkel JRF di Kalimalang, Jakarta Timur, penggunaan per CVT racing pada motor standar pada dasarnya diperbolehkan.

Namun, ada satu aspek krusial yang wajib diperhatikan: tingkat kekerasan per CVT itu sendiri. Jun menyarankan, idealnya tingkat kekerasan per CVT racing yang dipilih tidak melebihi 30% dari kekerasan per CVT bawaan motor. Di pasaran, kita bisa menemukan variasi kekerasan per CVT yang diukur dalam satuan RPM, seperti 1.000 rpm, 1.500 rpm, hingga 2.000 rpm. Perlu diingat, semakin tinggi angka RPM yang tertera, semakin keras pula per CVT tersebut. Untuk mesin standar, Jun menekankan bahwa per CVT dengan kekerasan 1.000 rpm sudah lebih dari cukup untuk memberikan efek yang diinginkan tanpa menimbulkan masalah.

Memaksakan penggunaan per CVT yang terlalu keras pada motor matic standar justru akan menimbulkan efek negatif yang tidak diinginkan. Motor akan cenderung ‘menggerung’ atau mengeluarkan suara bising yang tidak wajar, pertanda mesin bekerja terlalu berat. Kondisi ini secara langsung memaksa mesin berputar pada RPM yang jauh lebih tinggi hanya untuk membuat motor bergerak normal, yang pada akhirnya berdampak signifikan pada peningkatan konsumsi bahan bakar.

Kendati demikian, bagi pengguna motor di area perkotaan yang kerap menghadapi lalu lintas ‘stop and go’, per CVT yang lebih keras mungkin menjadi pertimbangan tersendiri.

Sebagai kesimpulan, penggunaan per CVT aftermarket pada motor matic standar memang diperbolehkan, asalkan pemilihan tingkat kekerasannya tidak berlebihan dan tetap berada dalam batas toleransi yang disarankan oleh ahli. Keseimbangan adalah kuncinya untuk mendapatkan performa optimal tanpa mengorbankan efisiensi.

Pembahasan mengenai per CVT ini melengkapi berbagai aspek pada transmisi motor matic, termasuk juga informasi terkait Manfaat Slide Piece Bahan Teflon di CVT Motor Matic yang tak kalah penting untuk dipahami.

Table of Contents

Ringkasan

Penggunaan per CVT aftermarket atau racing pada motor matic standar diperbolehkan, namun perlu memperhatikan tingkat kekerasannya. Menurut ahli, kekerasan per CVT racing sebaiknya tidak melebihi 30% dari per bawaan pabrikan. Untuk mesin standar, per CVT dengan kekerasan 1.000 rpm sudah memadai untuk memberikan efek yang diinginkan tanpa menimbulkan masalah.

Memaksakan per CVT yang terlalu keras pada motor matic standar akan menimbulkan efek negatif seperti motor ‘menggerung’ dan mesin bekerja terlalu berat. Kondisi ini memaksa mesin berputar pada RPM tinggi untuk bergerak normal, yang pada akhirnya akan meningkatkan konsumsi bahan bakar. Oleh karena itu, keseimbangan dalam pemilihan kekerasan per CVT sangat penting untuk mendapatkan performa optimal tanpa mengorbankan efisiensi.

Scroll to Top