Pinjam Indonesia – , JAKARTA — Perdagangan saham emiten pengelola gerai MR DIY, PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY) pada Jumat (15/8/2025) diwarnai oleh transaksi crossing jumbo di pasar negosiasi, mencapai nilai fantastis Rp13,13 triliun.
Data dari D’Origin menunjukkan bahwa transaksi crossing saham MDIY tersebut dieksekusi pada harga Rp1.300 per saham, membukukan total nilai Rp13,13 triliun. Angka ini jauh melampaui aktivitas perdagangan MDIY di pasar reguler, yang menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi pertama hari ini hanya mencatatkan transaksi senilai Rp2,09 miliar, melibatkan 1,64 juta lembar saham, dengan frekuensi 610 kali transaksi.
IHSG Hari Ini (15/8) Tembus 8.000 Saat Pidato Perdana Prabowo, Asing Masuk BBRI, BBCA, dan TLKM
Cakra Buana (CBRE) Umumkan Beli Kapal Offshore Rp1,6 Triliun
Track all markets on TradingView
Janina Maia, Sekretaris Perusahaan MDIY, dalam pernyataannya menjelaskan bahwa aksi korporasi ini merupakan bagian dari restrukturisasi kepemilikan saham melalui serangkaian transaksi pengalihan saham antar pemegang saham. Hal penting yang ditekankan adalah bahwa meskipun terjadi pengalihan besar, status pemegang saham pengendali maupun pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) perseroan tetap tidak mengalami perubahan pasca-aksi ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi, pengendali perseroan, Azara Alpina Sdn. Bhd., mengalihkan sebanyak 8,85 miliar saham MR DIY Indonesia kepada para pemegang sahamnya, termasuk Tan Yu Yeh, yang merupakan pemilik manfaat akhir perseroan. Tak hanya itu, Agave Salmiana Sdn. Bhd., sebagai pemegang saham langsung perseroan, turut mengalihkan 263,93 juta sahamnya kepada pemegang sahamnya, salah satunya adalah Komisaris Utama MR DIY Indonesia, Ong Chu Jin Adrian.
Manajemen MDIY menegaskan bahwa transaksi ini bersifat internal, dilakukan hanya di antara pemegang saham langsung maupun tidak langsung yang sudah ada, bukan penjualan kepada pihak luar. Oleh karena itu, perseroan memastikan tidak ada dampak negatif yang akan timbul terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan, aspek hukum, maupun kelangsungan usaha perseroan ke depan. Pasca transaksi ini, Tan Yu Yeh secara konsisten tetap menjadi pengendali MR DIY Indonesia melalui kepemilikan sahamnya di Azara Alpina Sdn. Bhd., MDIH (Singapore) Pte. Ltd., Indosiam Pte. Ltd., Sky Venture Ltd., serta kepemilikan langsung.
Crossing Lainnya
Selain MDIY, transaksi crossing juga turut mewarnai perdagangan sesi pertama hari ini untuk dua bank besar, yaitu PT Bank Ina Indonesia Tbk. (BINA) dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI). BINA mencatatkan transaksi crossing pada harga Rp4.390 per lembar dengan total nilai Rp790,2 miliar. Sementara itu, BMRI membukukan transaksi crossing di harga Rp4.870 per lembar, mencapai nilai Rp261,37 miliar.
Menakar Peluang GOTO Meraih Untung setelah Semester I/2025 Catatkan Rugi Rp742 Miliar
Di pasar reguler, Bank Ina, yang merupakan bagian dari konglomerasi Grup Salim, membukukan transaksi senilai Rp18,24 miliar dengan volume 4.100 lembar saham dan frekuensi 8.000 kali transaksi. Senada dengan itu, BMRI juga mencatatkan aktivitas signifikan di pasar reguler dengan nilai transaksi Rp338,5 miliar, melibatkan 69,2 juta lembar saham, dalam 10.530 kali transaksi.
Meski diwarnai transaksi crossing, kinerja harga saham ketiga emiten menunjukkan variasi. Harga saham MDIY menguat 2,82% ke level Rp1.275 per lembar pada penutupan sesi pertama. Namun, secara year to date (ytd), saham MDIY masih berada di zona merah, melemah 28,37%. Serupa, harga saham BINA melonjak 5,25% menjadi Rp4.410 per lembar pada perdagangan sesi pertama. Namun, kinerja ytd BINA juga masih negatif, turun 1,56%. Sementara itu, saham BMRI menanjak tipis 0,41% ke level Rp4.870 per lembar, tetapi secara ytd, saham bank BUMN ini masih tertekan, melorot 14,56%.