ELSA Terbang Tinggi! Saham Elnusa Sentuh Rekor 8 Tahun Rp550

Saham Elnusa Sentuh Rekor 8 Tahun Rp550

Pinjam Indonesia – , JAKARTA – PT Elnusa Tbk. (ELSA), emiten yang bergerak di sektor migas, berhasil mencatatkan rekor impresif dengan harga sahamnya yang sempat menyentuh level tertinggi dalam delapan tahun terakhir. Pada Juli 2025, harga saham ELSA mencapai puncaknya di angka Rp550 per saham. Kinerja positif ini berlanjut, dengan data Bloomberg menunjukkan penguatan signifikan 3,31%, membawa harga saham ELSA berada di level Rp500 pada penutupan perdagangan sesi I Jumat, 15 Agustus 2025.

Menurut Stanley Iriawan, Direktur Keuangan Elnusa, apresiasi saham ELSA ini merupakan kelanjutan dari tren kenaikan yang konsisten dalam lima tahun terakhir, khususnya sejak 2021 hingga Juli 2025. Periode ini menjadi momentum penting bagi pertumbuhan harga saham ELSA, yang juga diikuti oleh peningkatan kapitalisasi pasar secara berkelanjutan. Stanley menegaskan, “Kinerja saham yang positif dalam lima tahun terakhir ini mencerminkan respons pasar yang sangat baik atas strategi pertumbuhan dan penguatan fundamental perusahaan yang kami jalankan. Kami berkomitmen untuk terus menjaga struktur permodalan yang sehat, mengoptimalkan kinerja operasional, serta mengelola risiko secara bertanggung jawab demi mempertahankan kepercayaan para investor.”

Elnusa (ELSA) Lunasi Sukuk Ijarah Rp715,75 Miliar dari Kas Internal

Sebagai anak usaha PT Pertamina Hulu Energi, perjalanan harga saham ELSA memang menarik untuk dicermati. Pada penutupan 2021, saham ELSA tercatat di angka Rp276 per saham, jauh di bawah harga IPO sebesar Rp400 per saham, yang menunjukkan kondisi undervalue selama beberapa tahun. Namun, situasi mulai berbalik pada 2022, di mana harga saham ELSA berhasil menguat 13% secara tahunan menjadi Rp312. Tren positif ini berlanjut pada 2023 dengan pertumbuhan 24% tahunan, mencapai Rp388 per saham, dan kapitalisasi pasar yang meningkat hingga Rp2,83 triliun. Puncaknya pada 2024, harga saham ELSA sempat menyentuh level tertinggi Rp545 pada Juni, mendorong kapitalisasi pasar hingga Rp3,46 triliun.

: : Strategi Ekspansi Bisnis Elnusa (ELSA) Kejar Pertumbuhan Pendapatan Semester II/2025

Stanley Iriawan kembali menekankan bahwa di tengah dinamika pasar modal yang tinggi, keberhasilan Elnusa dalam mempertahankan tren positif ini adalah buah dari kerja sama solid seluruh tim. “Ini adalah hasil dari disiplin dalam eksekusi strategi bisnis, efisiensi operasional, dan inovasi layanan yang kami kembangkan,” ujarnya. Ke depan, Elnusa akan terus fokus untuk memperkuat daya saingnya serta menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk para pemegang saham ELSA. Selain itu, perseroan juga konsisten memperkuat sinergi di lingkungan BUMN guna memperluas peluang bisnis, membangun kerja sama strategis, dan meningkatkan efisiensi dalam rantai pasok.

Elnusa (ELSA) Raup Pendapatan Rp6,9 Triliun, Laba Turun 23,9%

Dari sisi finansial, kinerja Elnusa pada semester I 2025 juga menunjukkan capaian yang signifikan. Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp6,9 triliun, tumbuh 10% dibandingkan periode sebelumnya. Kontribusi terbesar datang dari segmen Penjualan Barang dan Jasa Distribusi & Logistik Energi yang menyumbang 56% dari total pendapatan, didorong oleh peningkatan bisnis perdagangan Bahan Bakar Minyak (BBM) industri dan jasa transportasi BBM. Sementara itu, segmen Jasa Hulu Migas Terintegrasi berkontribusi 33% melalui layanan teknis dan proyek-proyek strategis. Segmen Jasa Penunjang Migas melengkapi dengan 11% kontribusi, ditopang oleh kinerja positif dari lini bisnis fabrikasi, marine support, serta warehouse & data management. Pada akhir semester I 2025, Elnusa mencatatkan EBITDA sebesar Rp742 miliar, meskipun laba bersih tercatat Rp336 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan Rp442 miliar pada semester I 2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Scroll to Top