Direktur Impack Pratama Borong 4 Juta Saham IMPC
Pinjam Indonesia – JAKARTA. Direktur PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC), Phillip Tjipto, kembali menunjukkan kepercayaan kuatnya terhadap prospek perusahaan dengan menambah porsi kepemilikan sahamnya secara signifikan.
Menurut data keterbukaan informasi yang dirilis pada Jumat (11/7), Phillip Tjipto mengakuisisi total 4 juta saham IMPC dalam dua tahap. Aksi beli saham IMPC ini dimulai pada 9 Juli 2025 dengan pembelian 1,5 juta saham pada harga Rp 300 per saham. Keesokan harinya, pada 10 Juli 2025, ia kembali menambah kepemilikannya sebanyak 2,5 juta saham dengan harga Rp 296 per saham.
Dalam keterangan resminya, Corporate Secretary IMPC, Lenggana Linggawati, menegaskan bahwa “Tujuan transaksi ini adalah untuk investasi,” serta menyatakan bahwa “Status kepemilikan saham adalah langsung, dan klasifikasi saham tersebut termasuk saham biasa.” Pernyataan ini memastikan bahwa pembelian ini merupakan langkah strategis pribadi direksi.
Peningkatan porsi kepemilikan ini cukup substansial. Sebelum serangkaian transaksi tersebut, Phillip Tjipto tercatat memiliki 141 juta saham IMPC, yang mewakili 0,26% dari total saham yang ditempatkan dan disetor perusahaan. Dengan penambahan 4 juta saham ini, total kepemilikannya melonjak menjadi 145 juta saham. Menariknya, persentase kepemilikan Phillip Tjipto terhadap seluruh saham beredar tetap di angka 0,26%.
Pada penutupan perdagangan Jumat (11/7), harga saham IMPC tercatat berada di level Rp 300 per saham, mengalami pelemahan tipis 0,66% dalam sehari. Sejak awal tahun, kinerja harga saham IMPC memang menunjukkan tren menurun, dengan pelemahan akumulatif mencapai 18,92%.
Perkuat Pasar ACP, Impack Pratama Industri (IMPC) Jadi Distributor ACP Seven
Di sisi lain, laporan kinerja keuangan Impack Pratama Industri (IMPC) untuk kuartal I-2025 menunjukkan performa positif. Perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 937,24 miliar, menandai peningkatan sebesar 2,9% secara tahunan (Year-on-Year) dari pendapatan Rp 911,17 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan tidak hanya terjadi pada lini pendapatan, melainkan juga pada laba bersih. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 152,45 miliar, tumbuh dibandingkan dengan Rp 150,81 miliar pada posisi yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba ini menunjukkan efisiensi operasional perusahaan yang terus membaik.