Asing Borong Saham BBCA TLKM ASII! Net Buy Rp1,48 Triliun

JAKARTA – Investor asing kembali menunjukkan kepercayaannya di pasar saham Indonesia pada Rabu (13/8/2025) dengan membukukan aksi net buy atau beli bersih yang signifikan. Sentimen positif ini mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dengan saham-saham seperti BBCA, ASII, dan TLKM menjadi primadona.

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat net buy asing hari ini mencapai Rp1,48 triliun, melanjutkan tren positif setelah sebelumnya mencatatkan beli bersih sebesar Rp2,2 triliun pada Selasa (12/8/2025). Seiring dengan derasnya capital inflow ini, IHSG ditutup menguat tajam 101,21 poin atau 1,3% ke posisi 7.892,91 pada perdagangan hari Rabu.

Berdasarkan informasi dari Stockbit, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Astra International Tbk. (ASII), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) adalah beberapa emiten yang paling banyak diborong investor asing. Khusus untuk saham BBCA, total nilai transaksi beli asing hari ini tercatat Rp964,7 miliar dan jual asing Rp685,9 miliar, menghasilkan net buy sebesar Rp278,8 miliar. Sementara itu, net buy investor asing di saham ASII mencapai Rp199,09 miliar dan saham TLKM sebesar Rp722,41 miliar.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menilai kuartal II/2025 menjadi momentum yang sangat baik bagi BBCA untuk menarik aliran dana asing. Hal ini tidak terlepas dari capaian kinerja keuangan perseroan yang positif. Meskipun BBCA hari ini ditutup menguat 0,85% ke posisi Rp8.925 per saham, secara year to date (ytd) saham ini masih terkoreksi 7,75%. Nafan optimistis, target harga wajar BBCA bisa mencapai sekitar Rp12.000, dan jika terjadi net foreign buy secara konsisten, BCA setidaknya dapat menyentuh level Rp10.000.

Namun, Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, berpandangan bahwa membalikkan posisi foreign sell BBCA secara year to date yang mencapai Rp17,2 triliun akan menjadi tantangan. Meski demikian, ia mengakui BBCA kini berada dalam momentum yang menguntungkan, ditandai dengan kembalinya arus dana asing pada kuartal III/2025. Pendorongnya adalah kombinasi antara valuasi yang kembali atraktif pascakoreksi, sentimen positif dari kenaikan laba semester I/2025, serta ekspektasi pertumbuhan kredit yang stabil menjelang akhir tahun. Miftahul memproyeksikan tren inflow ini dapat berlanjut, asalkan kondisi makro tetap kondusif dan Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas atau mengkondusifkan level suku bunga.

Dari sisi teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan bahwa posisi BBCA saat ini masih berada dalam fase uptrend dan berhasil bertahan di atas Moving Average 60 (MA60). Meskipun demikian, pada perdagangan hari ini sempat muncul tekanan jual, yang menurutnya cukup wajar mengingat penguatan yang telah terjadi selama dua hari berturut-turut. Ia menambahkan, indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) masih menunjukkan penguatan di area positif, sementara indikator stochastic berpotensi membentuk deadcross menuju area netralnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Pinjam Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Scroll to Top