Pinjam Indonesia – Seiring berjalannya waktu, salah satu masalah umum yang kerap menimpa komponen piringan atau cakram rem pada kendaraan bermotor adalah permukaannya yang menjadi tidak rata.
Kondisi ini, yang sering disebut cakram “ngegot”, umumnya disebabkan oleh penggunaan kampas rem yang terlalu keras atau kebiasaan membiarkan kampas rem aus hingga habis tanpa segera diganti. Membiarkan cakram motor dalam kondisi tidak rata ternyata dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada sistem pengereman.
“Apabila cakram sudah ‘ngegot’ atau memiliki permukaan yang tidak rata namun tetap dipaksa digunakan, efeknya adalah kinerja pengereman menjadi tidak maksimal,” ungkap Akang, Direktur Utama PT Mega Elig Indonesia, yang merupakan distributor suku cadang pengereman terkemuka di Indonesia.
Fenomena ini terjadi karena kampas rem tidak dapat bersentuhan secara sempurna dengan seluruh permukaan cakram yang sudah tidak rata. Akibatnya, area kontak menjadi berkurang, sehingga daya cengkeram rem pun tidak optimal.
Inilah alasan mengapa rem motor seringkali terasa tidak langsung pakem setelah penggantian kampas rem baru. Ada periode adaptasi yang diperlukan.
Proses adaptasi ini sangat penting karena kampas rem baru membutuhkan waktu untuk menyesuaikan bentuknya dengan kontur piringan cakram yang sudah bergelombang. “Setelah kampas rem berhasil membentuk dan menyesuaikan diri dengan permukaan cakram yang tidak rata, kinerja pengereman akan kembali normal,” jelas Akang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk lebih berhati-hati saat Anda baru saja mengganti kampas rem, terutama jika kondisi cakram motor sudah tidak prima.
Meskipun ada periode adaptasi, Tri Satria Budi, Komisaris PT Mega Elig Indonesia, menegaskan solusi terbaik: “Idealnya, jika cakram sudah tidak rata, memang sudah saatnya untuk diganti.”
Budi lebih lanjut menjelaskan bahwa setiap cakram pada motor memiliki batas ketebalan minimum yang harus diperhatikan demi keamanan dan performa pengereman yang optimal.
“Angka seperti 2 atau 3 mm yang tercetak pada badan cakram bukanlah ketebalan piringan saat ini, melainkan menunjukkan batas ketebalan minimum atau yang dikenal sebagai minimum thickness (MIN TH),” terang Budi.
Sebagai contoh, jika pada cakram motor Anda tertera tulisan MIN TH 3 mm, itu berarti cakram tersebut sudah wajib diganti jika ketebalannya telah berkurang hingga menyisakan 3 mm saja. Penjelasan ini disampaikan Budi saat ditemui di daerah Tambora, Jakarta Barat, menekankan pentingnya tidak mengabaikan indikator kritis ini.
Ringkasan
Permukaan piringan cakram motor yang tidak rata, atau “ngegot”, dapat mengurangi kinerja pengereman karena kampas rem tidak dapat bersentuhan secara sempurna. Kondisi ini sering disebabkan oleh penggunaan kampas rem yang terlalu keras atau membiarkan kampas rem aus hingga habis. Meskipun kampas rem baru memerlukan waktu adaptasi, kinerja pengereman akan tetap tidak maksimal jika cakram dalam kondisi tidak rata.
Idealnya, cakram yang sudah tidak rata sebaiknya diganti demi keamanan dan performa optimal. Setiap cakram memiliki batas ketebalan minimum yang disebut Minimum Thickness (MIN TH). Angka seperti “MIN TH 3 mm” menunjukkan bahwa cakram wajib diganti apabila ketebalannya telah mencapai 3 mm, bukan ketebalan saat ini, sebagai indikator batas aman penggunaan.